Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sebab Dia adalah Tuhan kekuatanku, bersama-Nya ku takkan goyah

7 Pembawa Bencana Dalam Suatu Hubungan

Bencana dapat menyerang hubungan setiap saat, jika kita membiarkan hal itu untuk terjadi. Saat bencana menyerang, hal itu bisa jadi akhir dari suatu hubungan dan akan membuat jalan hidup kita tak semulus yang kita dambakan. Berikut adalah 7 pembawa bencana dalam suatu hubungan yang harus Anda hindari.

1. Menelepon Saat Si Dia Sedang Mengemudi

Masih banyak orang yang tidak menyadari hal ini, namun sebenarnya sangat penting untuk diwaspadai. Jika Anda tahu bahwa si dia sedang mengemudi, jangan meneleponnya. Bahkan jangan kirimkan SMS kepadanya. Karena hal ini dapat benar-benar menjadi bencana dalam hubungan Anda jika telepon maupun SMS Anda dapat menyebabkannya terlibat dalam kecelakaan di jalan raya.

2. Bicara Di Belakang

Jika ada sesuatu yang mengganggu Anda tentang si dia, jangan bicarakan ini kepada orang lain di balik punggungnya. Sebaliknya, datangi si dia dan sampaikan hal apa saja yang mengganggu Anda. Biarkan si dia tahu persis apa yang ada di dalam pikiran Anda. Jika Anda membicarakan dirinya di belakang, pembicaraan Anda bisa sampai ke telinganya dari perkataan orang lain dan justru dapat mendatangkan bencana bagi hubungan yang sedang Anda jalani.

3. Menggoda Lawan Jenis

Hal ini memang fakta dan tidak dapat sepenuhnya dimengerti mengapa banyak orang yang masih menggoda rekan lawan jenisnya ketika ia sudah berada di dalam suatu hubungan. Anda tidak hanya akan menyakiti pasangan Anda, tetapi juga menyakiti orang lain yang Anda berikan pengharapan palsu.

4. Berselingkuh Dengan Teman Baiknya

Berselingkuh dengan sahabatnya atau orang lain tentu saja dapat membawa bencana dalam suatu hubungan. Anda harus menghindari perselingkuhan apapun yang terjadi. Jika sesuatu tidak berjalan baik sebagaimana mestinya, maka bicarakan hal itu kepada pasangan Anda mengenai hal itu. Jangan melarikan diri dan berselingkuh dengan orang lain. Berselingkuh justru akan membuat Anda menimbun masalah baru.

5. Tidak Menunjukkan Bahwa Anda Peduli

Dalam setiap hubungan, Anda perlu menunjukkan kepada si dia bahwa Anda peduli. Ada berbagai cara untuk melakukannya dan cara tersebut tidak pernah terlalu kuno untuk dilakukan. Berikan hadiah buatan tangan Anda sendiri, buatkan makan malam romantis yang indah untuknya, mengajaknya keluar untuk makan bersama dan menghabiskan waktu bersama merupakan beberapa cara untuk menunjukkan bahwa Anda peduli. Ketika Anda benar-benar jatuh cinta dengan seseorang, tunjukkan padanya bawa kepedulian Anda muncul secara alami.

6. Ketahuan Selingkuh

Tak seorangpun yang dapat menyangkal bahwa hal ini dapat mendatangkan bencana bagi suatu hubungan. Meskipun Anda bermaksud ketemu dengan selingkuhan Anda untuk terakhir kalinya, bagaimana jika ternyata di saat terakhir Anda justru ketahuan? Apakah Anda ingin semuanya berakhir seperti itu? Sangat sedikit sekali hubungan yang dapat tetap bertahan setelah peristiwa seperti ini terjadi.

7. Tidak Memberikan Ruang Pada Pasangan Anda

Ya, ada waktu untuk menghabiskan waktu bersama dan Anda pasti benar-benar menikmati hal ini. Namun ada juga saat dimana Anda berdua perlu waktu sendiri-sendiri. Banyak hubungan yang pada akhirnya berakhir hanya karena pasangannya tidak memberikan ruang yang cukup bagi pasangannya untuk memiliki waktu pribadi. Merupakan hal yang sangat lumrah bagi Anda maupun pasangan Anda untuk memiliki waktu pribadi bagi diri Anda sendiri. Jika pasangan Anda meminta waktu untuk sendiri, jangan diresponi dengan cara yang negatif. Jika Anda melakukannya, hal ini justru berbalik dapat menjadi bencana dalam hubungan Anda. Tentu saja Anda tidak perlu kuatir, namun jika mereka mulai menghabiskan semakin banyak waktu tanpa melibatkan Anda, maka Anda perlu membicarakan hal ini.

Suatu hubungan dapat berjalan dengan baik jika masing-masing pihak selalu mengutamakan kebutuhan pasangannya dibandingkan dirinya sendiri. Terlepas dari apapun yang sedang Anda hadapi, sepanjang apa yang Anda lakukan adalah untuk berusaha menyenangkan diri Anda sendiri, maka Anda perlu berpikir ulang untuk menjalin hubungan dengan siapapun. Karena pola pikir yang masih Anda miliki adalah pola pikir hidup melajang dan bukannya berpasangan.


Sumber : allwomenstalk/jawaban.com

Menikahi Pria Yang Lebih Muda? Pertimbangkan 7 Hal Ini!

Wanita menikah dengan pria yang lebih muda menjadi hal yang lebih umum saat ini. Namun tetap saja ketika mendengar pernikahan wanita yang usianya 5 tahun lebih tua dari pasangannya, alis kita akan terangkat. Entah ini penting bagi Anda atau tidak, namun sangatlah penting untuk mengambil keputusan ini dengan hati-hati sebelum menikahi pria yang lebih muda. Berikut adalah 7 hal yang patut dijadikan bahan pertimbangan.

1. Faktor Lingkungan

Tak peduli seberapa progresif masyarakat terhadap trend pernikahan yang berbeda, kelompok masyarakat yang tidak setuju akan selalu ada. Akan ada keraguan terhadap niat mempelai pria dan kepekaan dari mempelai wanita. Jika Anda adalah tipe yang sangat menghargai nilai-nilai penerimaan masyarakat, sangatlah peting untuk mempertimbangkan faktor ini dengan seksama sebelum mengambil keputusan jangka panjang.

2. Faktor Kedewasaan

Kondisi ini merupakan faktor yang terbukti bahwa kedewasaan pria berjalan jauh lebih lama dibandingkan wanita sehingga ketika pria menikah dengan wanita yang lebih muda, pernikahan itu biasanya berhasil karena kedua belah pihak berada pada tingkat kedewasaan yang sama. Di sisi lain, jika wanitanya yang lebih tua, ada kemungkinan suaminya belum berada pada tingkat kedewasaan istrinya. Hanya Anda yang dapat memutuskan jika ini adalah apa yang Anda hadapi.

3. Faktor Kompatibilitas

Kompatibilitas (kecocokan) dan umur untuk sebagian besar orang berjalan beriringan. Mereka yang seumur memiliki ketertarikan yang sama. Misalnya seorang pria berusia 28 tahun memiliki minat dalam olahraga petualangan, dimana seorang wanita berusia 35 tahun tidak lagi peduli akan kegiatan yang seperti itu. Jika Anda sedang menjalin hubungan dengan pria yang lebih muda, tinjau kembali berapa banyak hal yang dapat Anda berdua sukai bersama-sama.

4. Faktor Teman

Dalam kebanyakan kasus, teman-teman kita merupakan orang yang berasal dari kelompok usia dan gaya hidup yang sama. Jika Anda menjalin hubungan dengan pria yang lebih muda, Anda harus menghabiskan waktu dengan teman-temannya yang lebih muda dan tidak semua dari mereka mungkin mudah bergaul dengan Anda sebagaimana kekasih Anda.

5. Faktor Pendapatan

Sebagai pihak yang lebih tua dalam suatu hubungan, Anda mungkin lebih mapan secara keuangan dan karir dibandingkan pasangan Anda. Akibatnya, penghasilan Anda pun berpotensi lebih tinggi darinya. Hal ini bisa menjadi masalah bagi beberapa pasangan, bisa juga tidak. Namun putuskan hal ini dengan seksama sebelum mengambil keputusan yang besar.

6. Faktor Anak

Seorang wanita yang lebih tua mungkin berada di tahap berbeda dalam hidupnya berkenaan dengan anak-anak. Secara alami ia ingin memiliki anak secepatnya karena alasan biologis sedangkan pria yang lebih muda mungkin belum memiliki minat terhadap anak-anak. Seorang wanita yang telah memiliki anak sebelumnya mungkin  tidak berniat memiliki anak lagi sedangkan pasangannya yang lebih muda dan belum pernah memiliki anak mungkin memiliki rencana yang berbeda.

7. Puncak Komitmen

Pada akhirnya pernikahan merupakan salah satu komitmen terbesar yang bisa Anda buat. Jadi sebelum menikah dengan siapapun, Anda harus mempertimbangkan apakah menikah adalah sesuatu yang benar-benar Anda inginkan. Anda harus memastikan bahwa orang yang akan Anda nikahi adalah seseorang yang benar-benar Anda cintai, dan seseorang dengan siapa Anda ingin menghabiskan hidup Anda selamanya. Pada akhirnya, hanya Anda yang dapat memutuskan apakah Anda dapat mengatasi masalah ini maupun masalah lainnya yang akan timbul saat Anda memutuskan menikah dengannya.

Menikahi pria yang lebih muda merupakan sebuah langkah yang berani namun bukan sesuatu yang harus Anda putuskan dengan terburu-buru. Tinjau kembali segala rintangan yang mungkin datang dalam perjalanan hidup Anda berdua dan jika Anda merasa kasih Anda cukup kuat untuk mengatasi itu semua, teruslah melangkah maju.


Sumber : allwomenstalk/jawaban.com

Saat Pacaran Sudah Berlangsung Cukup Lama, Perlukah Menetapkan Deadline?

Saya baru saja mendengar seorang wanita muda yang harus mengakhiri hubungannya dengan kekasih sejak masa kuliah yang telah terjalin selama 10 tahun. Sang wanita hanya ingin menikah namun sang pria belum siap berkomitmen. Saya benar-benar terkejut. Sepuluh tahun!

Saya tahu bahwa apa yang akan saya beritahukan kepada Anda mungkin akan sangat berbahaya bagi banyak wanita, tapi saya harus mengatakannya. Secara pribadi saya mengenal beberapa pasangan yang berpacaran selama lima tahun atau lebih dan akhirnya menikah (dan masih berbahagia dengan pernikahannya). Lalu mengapa fakta ini berbahaya? Karena saya mungkin saja membuat wanita terjebak ke dalam hubungan buntu yang tidak akan pernah mengarah pada pernikahan dan memberikan harapan palsu bahwa mereka juga akan menjadi salah satu dari mereka yang sukses melangkah ke pelaminan setelah menjalin hubungan percintaan yang cukup lama. Bahkan mungkin memotivasi para wanita untuk menjadikannya sebagai alasan dan menggantung mereka selama beberapa tahun atau lebih.

Para wanita, sebelum Anda terlalu bersemangat biarkan saya mengatakan dua hal mengenai kisah-kisah sukses tersebut:

1. Para wanita itu harus melewati neraka selama bertahun-tahun. Saya hanya bisa membayangkan rasa sakit dan frustrasi yang harus mereka alami tahun demi tahun dengan terus menunjukkan betapa mereka mencintai pasangannya dan berharap pada janji-janji untuk melangkah ke jenjang selanjutnya, sementara mereka menyaksikan teman-teman mereka satu demi satu melangkah di altar. Dapatkah Anda menanggung rasa sakit itu, hari demi hari, selama bertahun-tahun?

2. Para wanita tersebut pada akhirnya memberikan pilihan kepada pasangannya: nikahi saya atau kamu akan kehilangan saya. Dan mereka benar-benar serius. Mereka memutuskan hubungan, pergi sementara waktu sampai akhirnya sang pria kembali mengajak bersama, dan mencoba lagi. Tidak lebih. Namun hal ini berhasil.

Pelajarilah hal ini hai para wanita. Jika Anda sedang berada di dalam suatu hubungan dengan seorang pria yang tidak mampu berkomitmen lebih jauh dalam pernikahan, Anda memiliki dua pilihan:

1. Tetap bertahan di sana dan berharap ia akan sadar suatu hari nanti.

2. Putuskan hubungan Anda dengannya.

Jika Anda memilih pilihan nomor satu, Anda akan bergabung dengan ratusan wanita frustrasi dan kecewa yang telah mengambil pilihan yang sama, dan pada akhirnya kembali menemukan diri berkencan dengan bekas luka dan kepahitan, ditambah usia Anda yang lebih tua bersaing dengan mereka yang lebih muda, ceria, dan teman bermain yang asyik. Jika Anda berada di pertengahan 30-an, bertahan di dalam sebuah hubungan yang tidak pasti hanya merupakan bunuh diri baik secara sosial maupun emosi.

Saran saya adalah ambillah pilihan kedua dan putuskan hubungan Anda. Ya, hal itu memang menakutkan. Bagaimana jika ia ternyata tidak kembali kepada Anda? Yah, faktanya jika ia tidak kembali kepada Anda bagaimanapun ia tidak akan menikahi Anda meskipun Anda terus bertahan dalam hubungan tersebut. Bagaimana jika ia hanya membutuhkan lebih banyak waktu? Cukup adil jka Anda menetapkan sebuah kerangka waktu yang wajar untuk Anda. Kecuali pasangan Anda sedang tidak menempuh studi yang membutuhkan waktu lama, seharusnya tidak lebih dari 6 bulan ia sudah dapat membuat komitmen yang jelas untuk menikahi Anda dalam waktu dekat. Jika pernikahan tak kunjung terwujud setelah setahun bertunangan, bagi saya inilah waktunya bagi Anda untuk melangkah pergi dan mengakhiri hubungan Anda. Bertunangan selama bertahun-tahun juga bukan merupakan sebuah solusi. Saya tidak dapat melihat alasan yang baik untuk bertunangan lebih dari beberapa bulan atau selama yang dibutuhkan untuk mempersiapkan pernikahan Anda yang sempurna.

Lalu berapa lama seharusnya sebuah hubungan itu terjalin? Menurut saya lebih dari setahun. Jika Anda tidak mendapatkan kejelasan sampai saat itu, kemungkinannya sangat tinggi bahwa pernikahan itu memang tidak akan pernah terjadi. Dan tentu saja hal ini juga berlaku bagi pria yang berpacaran dengan wanita yang tidak dapat berkomitmen. Jika seorang wanita tidak dapat berkomitmen untuk menikah dengan Anda saat ini, dapat dipastikan ia tidak akan pernah siap.


Sumber : shine/jawaban.com

Pentingnya Menjadi Diri Sendiri Saat Berkencan

Jika Anda pernah menyaksikan episode Bachelor atau The Dating Game – Anda dapat melihat hanya beberapa orang yang menjalankan seni menjadi diri sendiri. Kebanyakan menampilkan senyum palsu, cekikikan dan tawa yang terlalu keras, memainkan rambut secara berlebihan dan sedapat mungkin menyembunyikan kekurangan mereka – apakah itu menyembunyikan komedo di wajah maupun ketidakmampuan untuk bertahan dalam sebuah pekerjaan. Sungguh sangat membuang-buang waktu! Sangat jelas, jika Anda berkencan dengan seseorang maka Anda mencari seseorang yang ‘nyambung’ dengan Anda. Namun, jika Anda tidak dapat menjadi diri sendiri atau mencoba dengan berbagai cara untuk menghindari orang lain mengetahui siapa Anda yang sebenarnya... Anda mungkin akan berakhir di rumah.

Sayangnya, dunia kencan online saat ini telah membuat seseorang semakin mudah untuk hidup dengan identitas palsu dan membuat orang lain berpikir bahwa mereka adalah seseorang yang sebenarnya tidak demikian adanya. Tentu saja, Anda telah mendengar akan kisah-kisah orang menikah yang memakai status single, atau foto yang menipu untuk menuntun orang lain membayangkan seseorang yang salah. Semua hal ini tampaknya bodoh. Tekhnologi sama yang digunakan orang untuk terhubung dengan orang lain juga dapat digunakan untuk mencari tahu diri Anda yang sebenarnya.

Kencan pertama dapat diibaratkan sebagai wawancara kerja. Sama halnya Anda tidak mungkin membiarkan pewawancara Anda tahu bahwa Anda adalah seorang perokok berat, cukup normal dan mungkin bijaksana untuk menyembunyikan beberapa hal kepada orang yang Anda kencani di pertemuan pertama. Kencan pertama dengan pembicaraan yang melantur, kemudian mulai menjadi nyaman dalam pertemuan selanjutnya, mungkin dapat membuat Anda terlihat baik dan menawan. Namun bagaimanapun juga, berbohong kiri kanan meskipun hanya untuk hal-hal sepele apalagi jika merupakan hal yang serius, hanya akan membuat Anda terlihat buruk pada akhirnya. Intinya adalah mengetahui bagaimana meninggalkan kesan yang baik tanpa menyembunyikan kekurangan Anda. Toh Anda bukan psikopat yang sedang menyamar, jadi tidak ada salahnya menjadi diri Anda sendiri.

Ahli hubungan menyarankan kepada para pasangan kencan untuk setidaknya bersikap jujur dan tidak takut mengungkapkan beberapa informasi yang bersifat pribadi. Berbicara mengenai minat Anda dan menjadi diri sendiri saat kencan dengan tidak mengkompromikan nilai-nilai atau pendapat Anda pribadi sangatlah penting untuk menjaga harga diri Anda. Hal ini juga baik jika Anda ingin menghemat waktu dan menyingkirkan rumput liar yang mengganggu dengan lebih cepat daripada nanti. Apakah ini artinya Anda harus terburu-buru memperdebatkan pandangan politik dan agama Anda? Belum tentu. Namun, jika Anda melihat bahwa seseorang yang Anda kencani memiliki beberapa pendapat sendiri yang kuat dan jelas tidak sejalan dengan sistem nilai Anda, ada kemungkinan dalam jangka panjang sekalipun hubungan itu tidak akan berhasil.

Saat ini jika menjadi diri sendiri dalam sebuah kencan berarti menyertakan beberapa perilaku yang tidak diinginkan atau kasar bahkan sampai mempertanyakan perilaku Anda – Anda mungkin ingin menundanya untuk sementara waktu. Hanya karena Anda senang memakai celana yang telah dipakai berhari-hari atau pergi keluar rumah tanpa mandi, atau bahkan maruk saat makan malam, tidak berarti Anda juga dapat melakukannya saat sedang berkencan. Bahkan sebenarnya, kurangnya tata krama menunjukkan tingkat keseriusan dari tidak menghormati baik diri sendiri maupun seseorang yang Anda kencani. Pada saat yang sama, akan datang satu titik mengenai kemana arah hubungan Anda saat mereka melihat sisi lain dari Anda. Pasangan kencan Anda akan memutuskan apakah sisi kualitas Anda ternyata lebih kurang bernilai dibandingkan hasrat yang diinginkannya.

Manfaat yang didapatkan dengan menjadi diri sendiri saat kencan jelas sangat banyak. Salah satunya, Anda tidak perlu berpura-pura merasa baik mengenai diri Anda sendiri saat kencan. Bahkan jika kencan tidak berjalan dengan baik, adalah lebih baik daripada mengorbankan siapa diri Anda sendiri demi orang lain. Kedua, mengawali hubungan dengan kejujuran merupakan ide yang baik. Jika Anda memulainya dengan kepalsuan, orang yang Anda kencani akan terus bertanya-tanya apalagi yang Anda sembunyikan. Ini jelas bukan tujuan Anda berkencan jika Anda menginginkan hubungan jangka panjang. Manfaat lain, jika Anda sendiri bersikap lebih natural dan jujur, Anda akan merasa lebih nyaman. Anda akan menunjukkan diri Anda yang terbaik, daripada menghabiskan energi menjadi orang lain yang bukan Anda. Dan jika Anda berdua ternyata tidak cocok, atau bahkan tidak ingin melanjutkan pertemuan kencan lagi – paling tidak Anda tahu bahwa ini adalah diri Anda yang sebenarnya dan bukanlah Anda yang sedang berpura-pura. Dunia ini dipenuhi dengan miliaran orang sehingga dalam berkencan sangatlah normal jika Anda merasa tidak ‘nyambung’ dengannya.

Versi mudahnya seperti ini. Ketika Anda berkencan dengan seseorang, Anda ingin agar mereka mengenal Anda yang sebenarnya. Jika Anda bersembunyi di balik ‘penampilan’, mencoba menjadi seseorang yang bukan Anda untuk membuat pasangan kencan Anda terkesan dengan seolah-olah menjadi pasangan ideal bagi mereka – Anda sedang menipu diri Anda sendiri dan pasangan kencan Anda. Anda sedang membuang waktu dan energi Anda, dan beresiko merusak kepercayaan diri dan harga diri Anda dalam proses berjalannya kencan. Gugup merupakan satu hal, namun menutupi hal itu dengan berpura-pura merupakan hal lain. Menjadi diri sendiri saat berkencan bukan soal membuat seseorang terkesan, tapi mencoba merasakan dan mencari tahu apakah orang ini adalah seseorang yang bisa Anda lihat setiap hari dan menghabiskan hidup bersamanya selamanya. Anda harus dapat menjadi diri sendiri saat kencan dan masih tetap sopan, menarik, atraktif dan diinginkan. Jika tidak, Anda mungkin perlu menghabiskan waktu di kantor seorang konselor atau sekolah etika sebelum Anda melanjutkan kencan.

Bahkan, jika Anda memposting profil diri Anda sendiri dalam sebuah forum kencan online – meskipun hanya untuk bersenang-senang pada awalnya, berusahalah untuk sejujur mungkin. Anda tidak pernah tahu siapa yang akan Anda temui atau kemana hubungan ini akan membawa Anda.


Sumber : professorshouse.com/jawaban.com

Saya Suka Jadi Jomblo! Kamu?

TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya. – Mazmur 121:8

Torry Martin melakukan perjalanan ke seluruh Amerika menjadi pelawak Kristen di berbagai konferensi, kapal pesiar dan retreat. Ia juga menulis novel, kolom humor dan episode dari Adventures in Odyssey untuk Focus On The Family. Jika Anda mendengarkan salah satu karyanya “embracing life”, ia mengatakan, “Tidak ada keraguan dalam pikiran saya bahwa alasan saya masih lajang sampai hari ini adalah karena Tuhan ingin agar saya bebas untuk melayani,” ujarnya. “Saya benar-benar merasa terpanggil untuk tetap melajang, dan saya tidak mungkin menikmatinya dengan cara yang lain.”

Selain itu, ia melihat bahwa pelayanannya jauh lebih luas dari sekedar melawak dan menulis. “Saya senang menjadi lajang dan melakukan apapun yang Tuhan ingin untuk saya lakukan,” ujarnya. “Apakah itu hanya sekedar melakukan perjalanan untuk menemui teman saya, atau melakukan perjalanan misi yang singkat, atau hanya menghabiskan waktu berdoa syafaat bagi orang lain.” Dia melanjutkan dengan berkata, “Pelayanan terbesar saya adalah memiliki waktu untuk menjadi seorang teman yang baik bagi mereka yang ada di dalam kehidupan saya yang juga penting.”

Torry merujuk ke ayat di atas sebagai motivasi baginya untuk menikmati kehidupan saat ini. “Mengetahui bahwa mata Tuhan senantiasa tertuju kepada saya selamanya, apakah saya tetap melajang atau menikah, membawa kenyamanan yang besar kepada saya dan mendorong saya untuk menikmati apapun yang datang di dalam kehidupan saya.”

Dia juga memiliki beberapa saran yang bagus untuk para lajang. “Saya tidak berpikir bahwa Tuhan benar-benar sedang menunggu agar seseorang menikah sebelum ia dapat menggunakan segenap potensi mereka seutuhnya. Lihatlah Rasul paulus. Ia tidak menikah dan Tuhan memakainya di segala tempat. Bagaimana dengan Ibu Teresa? Apakah menurut Anda ada yang pernah mengatakan bahwa ia tidak menjalani kehidupan yang maksimal hanya karena ia belum menikah? Atau bagaimana dengan profesor di pulau Gilligan? Ia tidak menikah dan pria itu adalah seorang yang jenius!”

Torry jelas-jelas tidak takut untuk menggunakan bakat komedinya untuk menggambarkan hal-hal spiritual. Sesuatu yang dilakukannya dengan sangat baik.

Menggali lebih dalam ke dalam Mazmur 121:8

1. Buatlah daftar pelayanan yang telah diberikan Tuhan kepada Anda – termasuk pelayanan yang dapat Anda gunakan untuk mendukung dan mendorong keluarga dan rekan Anda.

2. Apakah Anda percaya bahwa Anda sanggup memiliki waktu, usaha dan doa ke dalam seluruh pelayanan Anda jika Anda telah menikah saat ini? Jelaskan.

3. Pernahkah Anda bersyukur kepada Tuhan untuk memberikan pelayanan yang ada saat ini kepada Anda? Jika belum, ambil waktu untuk melakukannya saat ini.

4. Apakah Mazmur 121:8 memberikan kenyamanan kepada Anda dan mendorong Anda untuk menikmati kehidupan saat ini sama seperti Torry?

5. Apakah Anda percaya bahwa Tuhan sedang menunggu Anda menikah sebelum IA akan memakai seluruh kapasitad Anda?

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Anda akan semakin menyelami pentingnya peranan yang Anda jalani saat ini sebagai seorang lajang di dalam Tuhan.


Sumber : cbn.com/jawaban.com